IQ adalah kepanjangan dari Intellegence Quotient atau sering disebut orang sebagai tingkat kecerdasan manusia. Istilah ini diambil dari metode penilaian yang dibuat oleh psikolog dari Jerman yang bernama William Stern. Metode ini pertama kali digunakan di Stanford-Binet Intellegence Scale.
Tes IQ dan tes-tes kecerdasan sebelumnya menentukan usia mental seseorang berdasarkan hasil tes dibandingkan dengan kebanyakan orang. Misalnya, seseorang menghasilkan nilai yang sama dengan anak usia 12 tahun artinya orang tersebut memiliki usia mental 12. Rumus untuk menghitung nilai kecerdasan dari seseorang merupakan hasil bagi antara usia mental dan usia sebenarnya dikalikan seratus.
Metode ini tidak biasa digunakan lagi karena mempunyai kekurangan. Umumnya setelah masa kanak-kanak, nilai kasarnya secara proporsional tidak bertambah seiring dengan bertambahnya usia. Sekarang ini istilah IQ umumnya menggambarkan nilai yang menunjukkan kemampuan seseorang dibandingkan populasi dengan menggunakan skala standar 100 sebagai nilai tengah atau medium.
Dalam kebanyakan tes, nilai antara 90 dan 110 atau nilai tengah ditambah atau dikurangi 10 digolongkan sebagai kemampuan rata rata. Nilai di atas 130 menunjukkan kemampuan yang luar biasa, dan nilai di bawah 70 menunjukkan kemampuan yang sangat rendah. Seperti pendahulunya, tes-tes modern mempertimbangkan usia seorang anak ketika menentukan nilai IQ-nya. Tingkat perkembangan anak juga dibandingkan dengan rata-rata tingkat perkembangan anak seusianya.
Bagaimana kemampuan kognitif atau pemahaman seseorang diukur? Berikanlah tes IQ untuk mengukur kemampuan umum dalam menyelesaikan masalah dan mengerti tentang konsep-konsep. Tes ini juga termasuk kemampuan memberikan alasan, kemampuan untuk menyelesaikan masalah, kemampuan merasakan adanya hubungan antara benda-benda, dan kemampuan untuk menyimpan dan mendapatkan kembaili informasi.
Rekomendasi Produk yang berhubungan dengan IQ:
[products ids=”5558, 4471″]
Tes IQ mengukur kemampuan intelektual umum dengan cara-cara berbeda seperti berikut ini.
- Kemampuan mengenal ruang atau tempat, yaitu kemampuan untuk menggambarkan perubahan bentul-bentuk.
- Kemampuan matematika, yaitu kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan menggunakan logika.
- Kemampuan bahasa, yaitu termasuk kemampuan untuk melengkapi kalimat atau mengenali kata-kata ketika huruf-hurufnya diacak.
- Kemampuan mengingat, yaitu kemampuan untuk mengingat kembali hal-hal yang dipresentasikan dengan gambar atau dengan mendengarkan.
Pertanyaan-pertanyaan pada ketegori ini untuk mengukur kemampuan kognitif khusus, tetapi banyak psikolog yang menggunakannya untuk mengukur kemampuan intelektual umum. Kebanyakan orang mengerjakan satu jenis pertanyaan lebih baik dibandingkan yang lain. Akan tetapi, para ahli telah menentukan jika seseorang mengerjakan satu kategori dengan baik, maka dia juga bisa mengerjakan kategori yang lain dengan baik pula. Apabila seseorang tidak bisa mengerjakan satu kategori, maka dia juga tidak bisa mengerjakan kategori yang lain.
Baca Juga:
- 8 Hal yang Terbukti Membuat Anak Lebih Pintar
- 11 Ciri anak jenius
- 5 Makanan Untuk Menambah Kecerdasan Anak
Berdasarkan ketentuan tersebut, para ahli membuat satu teori bahwa ada satu unsur umum dari kemampuan intelektual yang menentukan kemampuan kognitf khusus lainnya. Idealnya tes IQ mengukur faktor intelektual umum yang disingkat dengan g. Untuk itu, tes-tes yang baik harus memuat pertanyaaan-pertanyaan dari berbagai kategori kemampuan intelektual sehingga tes tidak hanya mengukur satu kemampuan khusus.