
Hebohnya penemuan darah hasil donor yang positif mengandung virus sejumlah penyakit berbahaya, di beberapa daerah di Indonesia, patut menjadikan semua pihak waspada. Sebab efeknya akan sangat membahayakan siapapun yang menerima darah tersebut. Selain pembenahan pada organisasi terkait penerima donor darah, calon pendonor juga harus benar-benar jujur dalam memberikan informasi. Lantas bagaimana cara mendonorkan darah yang ideal, agar tak ada lagi kantong-kantong darah yang terinfeksi?
Perlu diketahui, sebenarnya ada serangkaian tes yang dilakukan oleh pihak penerima donor sebelum memutuskan untuk menerima darah dari seseorang. Bahkan setelah darah diambilpun, tetap ada prosedur untuk mempertegas bahwa darah tersebut aman untuk diberikan kepada yang membutuhkan, namun memang berdasarkan informasi dari sejumlah kalangan, tak semua prosedur yang sudah ada masuk kategori terbaik dan diakui dunia.
Yuk Pahami Bagaimana Cara Mendonorkan Darah Agar Tidak Merugikan

Pertama yang harus dilakukan calon pendonor ialah dengan memastikan bahwa dia tidak memilki riwayat penyakit berbahaya seperti HIV, Sipilis, TBC dan sejumlah penyakit menular berbahaya lainnya. Memang kadang tidak terdeteksi langsung, namun tak ada salahnya melakukan cek darah sendiri sebelum melakukan donor darah.
Kedua, tentunya mendaftarkan diri sebagai pendonor darah ke organisasi penerima donor darah seperti Palang Merah Indonesia. Dan pastikan Anda sudah melewati 56 hari setelah donor darah sebelumnya, jika memang Anda merupakan pendonor aktif.
Ketiga ialah dengan memastikan bahwa kondisi fisik Anda sehat, yaitu suhu tidak lebih dari 37, 5 derajat celcius, tekanan darah normal, dan mampu melewati serangkaian tes awal bagi calon pendonor darah. Biasanya hal ini dilakukan langsung oleh para petugas donor darah, karena termasuk prosedur bagaimana cara mendonorkan darah yang baik, jadi Anda tinggal mengikuti prosedurnya saja.
Keempat, jangan lupa untuk mempersiapkan stamina dengan makan yang cukup sebelum dan sesudah donor, karena Anda akan kehilangan sekitar 450 ml darah saat proses donor berlangsung, sehingga tubuh butuh waktu untuk menyesuaikan diri dan merecharge kembali proses produksi darah di dalam tubuh agar kembali normal.
Lantas bagaimana cara memastikan bahwa darah yang didonorkan aman? Para petugas akan melakukan serangkaian tes lanjutan usai melakukan pengambilan darah, sehingga bisa disaring kembali mana kantong darah yang aman untuk didonorkan kepada siapapun yang membutuhkan, dan mana yang tidak memenuhi prosedur rapid tes yang digunakan organisasi PMI di Indonesia. Tapi memang prosedur itu belum maksimal, sebab WHO menyarankan penggunaan prosedur yang lebih modern dan disebut ELISA, sayangnya belum semua negara termasuk Indonesia bisa menerapkannya.
Apa Dampak Donor Darah Bagi Kesehatan?
Kalau bicara dampak positifnya bagi kesehatan, donor darah membuat aliran darah menjadi lebih lancar, dan produksi darah selalu up to date sehingga meminimalisir seseorang terkena penyakit jantung, yang biasanya terjadi karena terhambatnya aliran darah, serta mengurangi risiko terkena penyakit kanker, karena darah diproduksi secara kontinu, sehingga bibit kanker tidak akan mampu bertahan di dalam darah. Masih mau tahu lagi apa dampak positif lainnya? Masih banyak, seperti hidup lebih lama karena metabolisme tubuh menjadi sehat, apalagi jika Anda merupakan pendonor darah aktif, dan salah satu upaya diet alami, meskipun seseorang hanya bisa melakukan donor darah sekali tiga bulan saja.
Bagaimana dengan efek negatif donor darah? Ternyata tidak ada. Bahkan banyak ahli kesehatan menganjurkan agar siapapun yang berusia 18 hingga 65 tahun rajin mendonorkan darahnya dengan mengikuti bagaimana cara mendonorkan darah yang tepat. Kalau Anda masih belum pernah melakukan hal positif ini, mulailah dari sekarang, karena selain bisa membuat tubuh sehat, Anda juga membantu banyak nyawa yang membutuhkan darah. Yuk Donor Darah!