Memasuki usia seperempat abad, baik wanita ataupun pria akan mulai gerah dengan pertanyaan “Kapan menikah?” dari pihak keluarga, kerabat, dan teman-teman masa sekolah dulu yang sedang asyik-asyiknya menikmati proses mengurus balitanya. Pertanyaan pun semakin menggebu apabila mengetahui anda telah berpacaran selama bertahun-tahun dengan pasangan anda. Usia yang telah matang untuk memasuki bahtera rumah tangga tidak menjadi satu jaminan bahwa anda bisa mengatakan, “this is the time”. Tidak ada individu yang ingin gagal dalam menjalankan kehidupan pernikahannya, untuk itu anda perlu mempersiapkan diri sedini mungkin untuk menghadapi tantangan dalam menjalankan rumah tangga. Berikut hal yang perlu dipersiapkan sebelum memantapkan diri untuk menikah tahun ini.
1. Memahami karakter pasangan
Istilah tak kenal maka tak sayang itu benar adanya, anda tidak mungkin menyayangi orang yang sama sekali tidak anda kenal. Hal ini tentunya tidak berlaku untuk pasangan yang dijodohkan dan baru kenal setelah di pelaminan yaa…! Dalam memilih pasangan, sama dengan memilih apa yang akan menjadi masalah anda seumur hidup. Apabila anda memilih calon suami/istri yang bertemperamen buruk, yaa… bersiaplah untuk terus mengalah dan apabila anda memilih calon suami/istri yang suka lirik kanan kiri anda pun tentunya sudah bisa menebak seperti apa jalan rumah tangga yang akan anda hadapi kelak. Itulah mengapa anda harus memahami betul karakter pasangan anda, sudah siap atau tidak anda menjadikan karakter itu sebagai masalah yang akan anda hadapi seumur hidup…sekali lagi saya ulangi…seumur hidup! Jika menurut anda karakter pasanganmu saat ini lebih banyak negatifnya daripada positifnya, belum terlambat untuk mengkaji ulang pilihan anda.
2. Belajar bertanggung jawab
Penting bagi anda untuk belajar bertanggung jawab, baik untuk bertanggung jawab terhadap pilihan anda ataupun bertanggung jawab untuk mempertahankan rumah tangga anda kelak. Jangan sampai ketika menemukan masalah di tengah jalan, anda justru sibuk menyalahkan pasangan. Untuk pria, tanggung jawab yang harus dipikul juga tidak kalah beratnya, sudah mampukah anda akan menafkahi istri baik secara materi dan batin? Kalau sekiranya anda masih ragu bisa melakukannya, sekali lagi saya katakan belum terlambat untuk mengundur dulu waktu yang telah kalian tetapkan.
3. Memantaskan diri
Sebelum anda menuntut ini itu dari pasangan, sebaiknya anda memantaskan diri terlebih dahulu. Sudah pantaskah anda menjadi pilihan dia? Atau sudah layakkah anda untuk meminta ini itu dari dia sedangkan sifat kekanak-kanakan anda masih saja sering sekali muncul. Disini ada baiknya anda memperbaiki dulu sifat-sifat minus anda agar kelak tidak menjadi penyesalan bagi pasangan karena telah menjadikan anda suami/istrinya.
4. Sabar… sabar…dan sabar
Sebelum waktu pernikahan tiba akan banyak sekali hal-hal mulai dari kecil sampai besar yang akan menjadi pemicu pertengkaran dan bisa saja menjadi akhir yang buruk bagi kalian. Di situlah cinta kalian akan diuji coba. Saran saya, sebelum itu terjadi, tanamkan sifat penyabar dalam diri anda. Ketika hal-hal buruk itu muncul dalam pikiran anda, ingatlah betapa jauh perjalanan yang telah kalian berdua tempuh hingga sampai ke titik ini. Ilmu sabar ini pun kelak akan sangat berguna dan akan sangat dipakai dalam menjalani kehidupan berkeluarga.
5. Jangan mendewakan materi
Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Istilah itu sudah umum digunakan di masyarakat. Tidak perlu menjadi munafik, semua orang tentunya butuh uang dan kerap kali permasalahan rumah tangga dipicu karena masalahan ekonomi keluarga. Punya uang sedikit jadi masalah dan punya uang banyak juga bisa menjadi masalah. Dari sekarang belajarlah untuk tidak mendewakan materi. Percayalah, bahwa materi dapat dicari tapi kebahagian dalam rumah tangga tidak dapat dibeli hanya dengan materi semata.
6. Tidak pelit kata “MAAF”
Belajarlah untuk murah dalam mengatakan kata maaf. Tidak ada ruginya meminta maaf lebih dulu ketika bertengkar, meskipun anda merasa pasangan andalah bersalah pada saat itu, karena sesungguhnya manusia cenderung egois dan anti dalam menyadari kesalahannya. Ketika menjalani kehidupan pernikahan, intensitas dalam pertengkaran akan jauh lebih tinggi, apalagi diawal-awal pernikahan karena pada saat itu anda berdua masih belajar untuk hidup berdampingan dengan orang lain selain keluarga sendiri. Ingat, meminta maaf tidak berarti mengalah, meminta maaf pada saat bertengkar hanya untuk meredakan amarah yang ada pada saat itu.
7. Berdiskusi
Pernikahan menyatukan dua orang yang berbeda, sehingga dalam hal memutuskan sesuatu tidak heran apabila sering berselisih paham. Untuk itu, sebelum memasuki dunia pernikahan yang sesungguhnya, tidak ada salahnya anda rajin melakukan diskusi dengan calon pasangan agar kebiasaan berdiskusi sebelum mengambil keputusan akan terus berlanjut dan menjadi budaya di keluarga anda kelak. Tidak ada salahnya juga mulai dari sekarang kita sudah mendiskusikan berapa jumlah anak yang diinginkan, bagaimana pola mengasuh anak, dan nilai-nilai apa saja yang ingin ditanamkan pada anak.
8. Berterus terang
Mampukan diri anda untuk berterus terang dalam mengatakan apa yang anda rasakan. Jangan menyimpannya terhadap pasangan anda. Sangat penting bagi anda untuk bicara apa adanya. Selain penting untuk tidak menyimpan rahasia terhadap pasangan anda kelak, anda juga harus berani berterus terang saat ini apabila anda memang belum siap untuk membangun bahtera rumah tangga bersama pasangan anda. Katakan dengan terus terang apa alasan anda sehingga belum dapat menerima lamaran dia dan katakan pula secara terus terang apabila anda telah siap melangkah ke dunia pernikahan!
Lalu, sudah siapkah anda untuk menjalani pernikahan?
Rumah tangga merupakan proses belajar yang tidak ada kata tamat-nya! Selama menjalani pernikahan anda akan dituntut untuk selalu belajar dan belajar. Persiapkan diri anda untuk menghadapi pernikahan sebaik mungkin dimulai dari hari ini.
Rekomendasi Produk untuk Anda yang mempersiapkan pernikahan:
- Panduan Ibu Menyusui
- Leka Kapsul untuk pria
- Pearl Powder Capsule untuk wanita.
- Chinese Wolfberry Ganoderma Lucidum