
Risiko tidur terlalu lama – Kita semua telah mengetahui bahwa kurang tidur berpengaruh buruk bagi kesehatan. Kurang dari 7 hingga 9 jam waktu tidur yang disarankan akan merusak suasana hati, berpengaruh pada kebiasaan berolahraga, meningkatkan risiko penyakit jantung dan demensia, menghambat kemampuan seseorang untuk menyimpan ingatan dan mempelajari keterampilan baru, dan bahkan bisa membuat seseorang bertambah berat badannya. Namun, mengingat seberapa bermanfaat tidur bagi kita, kita mungkin berpikir bahwa semakin banyak tidur, akan semakin baik, benarkah itu? Kita tidak pernah menyadari bahaya tidur terlalu lama. Kelamaan tidur bisa mengakibatkan obesitas, gangguan jantung hingga kelainan pada otak. Nah berapa lama waktu tidur yang tepat?
Tidur adalah kebutuhan utama manusia. Oleh karena itu, hidup sehat tidak hanya perkara memakan makanan bergizi dan berolahraga secara teratur. Anda pun harus menyeimbangkan aktivitas dengan jam tidur yang cukup.
Meski tidur terlihat sebagai hal yang mudah, namun tak sedikit orang yang justru susah tidur atau malah terlalu banyak tidur. Padahal, menurut Wayne H. Giles, MD, MS., dari National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion, “Cukup tidur adalah keharusan karena merupakan salah satu ciri tubuh yang sehat.”
Menurut penelitian penyebab seseorang tidur terlalu lama adalah:
- Depresi.
- Hypersomnia atau kondisi di mana seseorang sangat mengantuk sepanjang hari.
- Sleep apnea atau gangguan berupa nafas mendadak berhenti saat tidur sehingga mengganggu siklus tidur sehari-hari.

Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika Serikat, kebutuhan tidur bisa dibedakan berdasarkan usia seperti berikut ini:
- Bayi baru lahir: 16 – 18 jam.
- Anak-anak: 10 – 12 jam.
- Remaja: 9 – 10 jam.
- Dewasa: 7 – 8 jam.
Akan tetapi, durasi tidur di atas bisa berubah bila, misalnya, seseorang banyak mengonsumsi alkohol atau obat penenang, sedang stres atau sedang sakit sehingga jumlah waktu tidur yang dihabiskan cenderung lebih banyak.
Risiko tidur terlalu lama
Saat kondisi tubuh baik-baik saja, tidur lebih dari 7 – 9 jam termasuk ke dalam kategori kelebihan tidur. Hal ini akan mendatangkan berbagai risiko seperti berikut ini:
- Meningkatnya risiko terkena diabetes.
- Meningkatnya risiko mengalami obesitas dalam waktu 6 tahun ke depan sekalipun ia rutin berolahraga dan memakan makanan sehat.
- Mengalami sakit kepala karena adanya gangguan pada serotonin dalam otak yang membuat sakit kepala, terutama jika tidur hingga siang hari.
- Sakit punggung karena posisi tidur yang sama dalam waktu yang terlalu lama.
- Memperburuk depresi sebab gangguan jiwa ini membutuhkan perawatan berupa waktu tidur yang lebih teratur dengan jam tidur yang sehat. Sebaliknya, terlalu banyak tidur akan memperburuk depresi.
- Wanita yang tidur selama 9 – 11 jam setiap malam lebih berisiko terkena penyakit jantung.
- Tingginya risiko kematian dini dibandingkan orang yang tidur selama 7 – 8 jam per hari.

Sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam Journal of American Heart Association baru-baru ini menganalisis 74 penelitian tentang kualitas dan lamanya tidur lebih dari 3,3 juta orang, dan menemukan bahwa mereka yang tidur selama 10 jam, 30 persen lebih mungkin untuk meninggal sebelum waktunya, 49 persen lebih mungkin menderita penyakit kardiovaskular, dan 56 persen kemungkinan mengalami peningkatan risiko stroke dibandingkan mereka yang tidur selama 8 jam. penelitian ini sedikit bertentangan dengan Gwyneth Paltrow, dalam “Clean Sleeping”nya, yang merekomendasikan untuk tidur selama 10 jam penuh bagi mereka yang mampu melakukannya.
Tentu saja penelitian ini memiliki keterbatasan, terutama karena hasilnya dilaporkan sendiri tanpa pengamatan. Selain itu, penelitian ini tidak mengontrol faktor-faktor lain yang dapat menyebabkan “tidur berlebihan” dan risiko tinggi mengalami kematian dini, seperti merasa yang tertekan setelah kehilangan pekerjaan atau mengalami perceraian.
Sebuah penelitian yang dirilis Mei 2018 lalu menemukan bahwa seseorang dapat menangkal dampak negatif dari kurang tidur selama seminggu dengan tidur di akhir pekan, meskipun metode ini masih diperdebatkan oleh para ilmuwan.
Apabila Anda mengalami masalah kelebihan tidur, Anda harus melakukan perubahan gaya hidup, seperti mengurangi konsumsi hal-hal yang membuat waktu tidur menjadi tidak terkendali hingga mencari tahu adanya kondisi medis.
Tips lainnya adalah mengatur jam tidur menjadi teratur setiap malam dan bangun pagi di jam yang sama setiap harinya. Hindari konsumi kafein yang terlalu banyak diimbangi olahraga teratur dan menciptakan suasana tidur yang nyaman.
Namun, konsensus dalam komunitas ilmiah menganjurkan bahwa hal terbaik yang dapat dilakukan ialah mempertahankan waktu tidur yang teratur, konsisten, dan tetap berpegang pada rekomendasi 7 hingga 9 jam per malam.
Demikianlah artikel mengenai Risiko tidur terlalu lama, semoga bermanfaat. Mulai sekarang aturlah waktu tidur Anda sehingga cukup dan tidak berlebihan. Jaga kesehatan Anda, jangan lupa belanja produk kesehatan hanya di Tokoina.com