
SITUS JUAL BELI – Tidak jelas benar mulai kapan dan dari mana kebiasaan mengoleskan minyak gosok muncul. Hanya ada perkiraan, kita mengadopsinya dari budaya Cina. Pengobatan tradisional Cina memang mengenal obat gosok hangat, meski mereka lebih banyak memakai menta sebagai bahan dasar. Ketika sampai di Indonesia, bahan baku diganti, sesuai dengan kekayaan rempah-rempah dan tanaman obat yang kita miliki. Terutama yang memiliki efek hangat, seperti cengkeh, sereh, daun lada, jahe, dan kayu putih.
Zaman berganti, tapi kebiasaan masyarakat kita memakai minyak gosok tak berubah. Itu sebabnya sejumlah perusahaan–bahkan perusahaan internasional–ikut bermain di ceruk ini. Selain Cussons yang berpusat di London, di pasaran beredar minyak produksi Nyonya Meneer, Konicare, Tresno Joyo, dan sebagainya.

Minyak gosok produksi Indonesia ternyata tidak hanya dinikmati oleh masyarakat di Tanah Air. Minyak gosok cap Tawon, misalnya, juga ditemukan di beberapa negara di Eropa, Australia, dan Amerika Serikat. Akan tetapi, semua itu tetaplah membutuhkan sebuah perjalanan panjang.
Minyak Cap Tawon dibuat pertama kali oleh Lie A Liat, pemilik toko obat Boo Loeng, Makassar. Meski Tawon dipakai sebagai merek dagang, bahan bakunya bukan dari tawon atau produk turunannya.
Menurut Eddy Mattualy, Direktur Utama PT Tawon Jaya Makassar, yang juga cucu Liat, pemilihan nama tawon karena binatang ini penuh makna positif, seperti mempunyai ikatan kekeluargaan yang besar dan rukun hidup bersama. Tawon juga memiliki banyak manfaat bagi manusia, antara lain madunya bisa dipakai untuk obat.
Menurut Eddy, minyak gosok cap Tawon didirikan oleh sang kakek, Lie A Liat, di Makassar pada 6 Desember 1912. Ketika itu, cerita sang kakek kepada Eddy, Makassar sudah menjadi bandar yang ramai, dengan penduduk sekitar 250.000 jiwa.

Foto: KOMPAS/ABUN SANDA
Ketika Lie A Liat meninggal, usaha minyak gosok diteruskan oleh salah seorang putranya, yakni Frans Bani Mattualy. Dia menjadi pemimpin gerbong generasi kedua yang membuat minyak gosok TO Boo Loeng lebih dikenal masyarakat Indonesia.
Tahun 1984, merek TO Boo Loeng diganti, sesuai dengan pergantian nama perusahaannya, yakni PT Tawon Jaya Makassar. ”Merek produknya juga berganti menjadi minyak gosok cap Tawon,” kata Eddy.
Frans Bani Mattualy meninggal tahun 1977, dan bisnisnya dilanjutnya oleh Eddy, putranya.
Di tangan Eddy Mattualy (56), minyak gosok cap Tawon berkembang. Salah satu produk khas dari Makassar, Sulawesi Selatan, ini diekspor ke pelbagai negara. Agen penjualan minyak gosok itu juga tumbuh subur di pelbagai kota. Tidak heran kalau di Belanda dan China, sekadar menyebut contoh, produk minyak gosok cap Tawon yang diracik sejak 100 tahun lalu itu bisa ditemukan.
Dipoduksi di Makassar, Minyak Gosok Cap Tawon diedarkan ke seluruh Indonesia dengan jumlah produksi berkisar 10 ribu botol per hari. Di luar negeri, Singapura dan Hongkong adalah dua negara diantara negara-negara di wilayah Asia yang setia memasok minyak tawon. Selain ke beberapa negara di kawasan Asia, pemasaran minyak dengan aroma khas ini juga merambah hingga ke Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat sehubungan dengan permintaan yang tinggi dari orang-orang Indonesia yang menetap di negara-negara itu.