Peradangan: Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Cara Menguranginya – Radang adalah salah satu istilah medis yang sering kita dengar, tetapi apakah kita benar-benar tahu apa itu radang, bagaimana gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya? Radang adalah reaksi tubuh terhadap suatu cedera, infeksi, atau iritasi yang terjadi pada jaringan.
Radang bisa bersifat akut atau kronis, tergantung pada penyebab dan lamanya radang berlangsung. Radang bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, mata, telinga, tenggorokan, sendi, usus, dan lain-lain.
Radang merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi diri dari benda asing, seperti virus, bakteri, atau racun. Radang juga bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat cedera. Namun, radang juga bisa menimbulkan gejala yang tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa itu radang, bagaimana gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Peradangan merupakan respons perlindungan tubuh terhadap cedera, infeksi, atau bahaya, namun tidak selalu terkait dengan kondisi kesehatan yang buruk. Peradangan dalam jangka pendek merupakan proses yang sepenuhnya normal.
Ada dua jenis peradangan yang harus diketahui yaitu peradangan akut dan kronis, kedua jenis peradangan ini sangat berbeda satu sama lain.
Apa Itu Radang
Radang adalah proses peradangan yang terjadi pada jaringan tubuh akibat adanya rangsangan yang merusak, seperti cedera, infeksi, atau iritasi.
Radang melibatkan sel-sel darah putih, zat-zat kimia, dan pembuluh darah yang bekerja sama untuk mengatasi rangsangan tersebut. Radang bisa bersifat akut atau kronis, tergantung pada penyebab dan lamanya radang berlangsung.
Peradangan Akut vs Kronis
Peradangan akut, atau peradangan jangka pendek disebabkan oleh trauma luar yang tiba-tiba pada tubuh Anda, seperti jari yang teriris atau kaki yang terbentur.
Jika diperhatikan, area yang terkena peradangan menjadi bengkak, merah, dan mungkin terasa hangat saat disentuh, peradangan jenis ini hanyalah bagian dari proses penyembuhan, dan sebaga tanda bahwa sel darah putih dari sistem kekebalan tubuh bekerja keras untuk memperbaiki tubuh yang sakit. .
Respons imun serupa terjadi ketika seseorang terkena flu atau radang paru-paru, dan pada akhirnya tubuh akan kembali ke keadaan normal, yaitu sehat.
Sedangkan peradangan kronis atau yang sedang berlangsung yang merupakan kondisi yang jauh lebih mengkhawatirkan. Sama dengan sistem pertahanan alami tubuh namun dalam kondisi yang parah. Misalnya saja adanya racun berbahaya dalam tubuh yang dapat menyebabkan sel darah putih rusak.
Sistem imun mungkin tidak sepenuhnya membasmi racun, atau mungkin juga mulai menyerang sel-sel yang sehat. Tanda-tanda bahwa tubuh mengalami peradangan kronis dapat berupa meningkatkan lemak perut, masalah gastrointestinal persisten, dan peningkatan kadar glukosa darah.
Jika tubuh tetap dalam keadaan peradangan kronis selama jangka waktu yang panjang, maka seseorang memiliki risiko lebih besar menderita penyakit kronis seperti rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan Alzheimer.
Penyebab peradangan
Peradangan kronis dapat disebabkan oleh faktor kesehatan, lingkungan, dan diet. Asap ro**kok, mengonsumsi alko**hol yang berlebihan, alergi makanan, kesehatan usus yang buruk, kurang olahraga, stres, kurang tidur, dan masih banyak lagi yang dapat memicu peradangan pada tubuh.
Jika kebiasaan tersebut menjadi kebiasaan jangka panjang, maka peradangan bisa menjadi kronis.
Diet yang tidak sehat, pada khususnya, telah dikaitkan dengan peradangan. Mengonsumsi terlalu banyak kalori, lemak tidak sehat (lemak jenuh, lemak trans, dan lemak omega-6), karbohidrat olahan, dan gula tambahan merupakan faktor risiko penyebab peradangan.
Makanan yang biasa kita kaitkan dengan peradangan termasuk protein hewani seperti daging merah, produk makanan olahan, makanan cepat saji, dan soda.
Bagaimana Gejalanya
Gejala radang bisa bervariasi tergantung pada lokasi, penyebab, dan jenis radang. Gejala radang akut biasanya lebih mudah dikenali, karena menimbulkan perubahan yang nyata pada bagian tubuh yang terkena radang. Gejala radang akut meliputi:
- Kemerahan pada kulit atau jaringan yang terkena radang, akibat pelebaran pembuluh darah.
- Bengkak atau edema, akibat penumpukan cairan pada jaringan yang terkena radang.
- Panas atau hangat, akibat peningkatan aliran darah dan aktivitas sel-sel radang pada jaringan yang terkena radang.
- Nyeri atau sensasi tidak nyaman, akibat tekanan cairan dan zat-zat kimia yang merangsang saraf pada jaringan yang terkena radang.
- Gangguan fungsi, akibat pembatasan gerak atau kerusakan jaringan yang terkena radang.
Gejala radang kronis biasanya lebih sulit dikenali, karena menimbulkan perubahan yang lebih halus dan berangsur-angsur pada bagian tubuh yang terkena radang. Gejala radang kronis meliputi:
- Kelelahan atau lemas, akibat penurunan energi dan metabolisme tubuh yang terganggu oleh radang.
- Demam atau suhu tubuh yang meningkat, akibat pelepasan zat-zat kimia yang merangsang pusat pengatur suhu tubuh di otak.
- Penurunan berat badan atau kurus, akibat peningkatan kebutuhan kalori dan protein tubuh untuk mengatasi radang.
- Perubahan suasana hati atau depresi, akibat pengaruh zat-zat kimia yang dilepaskan oleh radang pada sistem saraf pusat.
Cara Mengurangi Peradangan
Melakukan diet yang sehat dan seimbang, berolahraga secara teratur, dan membentuk pola tidur yang baik merupakan beberapa cara terbaik untuk mencegah peradangan pada tubuh. Batasi (atau hindari) daging merah, karbohidrat olahan, dan makanan olahan, dan sebaiknya berbelanja bahan makanan di pasar-pasar tradisional atau langsung pada petaninya.
Banyak makanan anti-radang yang bisa ditambahkan dalam menu diet kita seperti brokoli, salmon, alpukat, tomat, dan rempah-rempah seperti kunyit, dapat membantu menjaga keseimbangan tubuh.
Makanan kaya serat seperti kacang-kacangan, biji-bijian, kubi jalar, sayuran hijau seperti kubis juga dapat berperan dalam mengurangi peradangan dan sebagai mikrobioma yang lebih sehat.
Untuk diet yang secara alami penuh dengan makanan anti-radang, Anda bisa mencoba Diet Mediterania. Cara makan yang menyehatkan jantung ini menekankan pada makanan nabati, lemak tak jenuh sehat, biji-bijian utuh, dan sesekali segelas anggur merah.
Diet Mediterania juga mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat dengan mendorong latihan dan interaksi sosial, keduanya terkait dengan tingkat stres yang lebih rendah.
Terakhir, memasak makanan sehat di rumah dan mengurangi makan di luar, merupakan salah satu cara termudah untuk mengelola diet. Lakukan hal ini, maka Anda akan secara alami mengonsumsi lebih banyak makanan anti-peradangan dan merasa lebih sehat.
Dengan memperbaiki pola makan, berolahraga secara teratur, atau mengurangi tingkat stres, akan mengurangi peradangan di tubuh Anda, sehingga Anda bisa merasakan hidup yang lebih sehat dalam jangka panjang.
Bagaimana Cara Mengatasinya
Cara mengatasi radang tergantung pada penyebab, jenis, dan tingkat keparahan radang. Radang akut biasanya bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu singkat, tanpa memerlukan pengobatan khusus. Namun, untuk meredakan gejala radang akut, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut:
- Istirahatkan bagian tubuh yang terkena radang, agar tidak terjadi iritasi atau cedera lebih lanjut.
- Kompres bagian tubuh yang terkena radang dengan es atau air dingin, agar pembengkakan dan nyeri berkurang.
- Konsumsi obat pereda nyeri dan antiinflamasi, seperti parasetamol, ibuprofen, atau aspirin, agar gejala radang akut mereda.
- Minum banyak air putih, agar tubuh tetap terhidrasi dan membantu mengeluarkan zat-zat sisa radang.
- Jika radang akut disebabkan oleh infeksi bakteri, Anda mungkin memerlukan antibiotik yang diresepkan oleh dokter, agar infeksi bisa diatasi.
Radang kronis biasanya memerlukan pengobatan jangka panjang, karena radang bisa berulang atau bertambah parah. Pengobatan radang kronis bertujuan untuk mengendalikan radang, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup. Pengobatan radang kronis bisa meliputi:
- Konsumsi obat antiinflamasi, seperti kortikosteroid, NSAID, atau DMARD, agar radang bisa dikurangi dan gejala radang kronis bisa diredakan.
- Konsumsi obat imunosupresan, seperti azathioprine, siklosporin, atau metotreksat, agar sistem kekebalan tubuh tidak menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti pada penyakit autoimun.
- Konsumsi obat biologis, seperti infliximab, etanercept, atau adalimumab, agar zat-zat kimia yang memicu radang bisa diblokir, seperti pada penyakit rheumatoid arthritis atau psoriasis.
- Melakukan terapi fisik, seperti fisioterapi, hidroterapi, atau akupunktur, agar fungsi dan gerak bagian tubuh yang terkena radang bisa dipertahankan atau ditingkatkan.
- Melakukan operasi, seperti artroplasti, sinovektomi, atau debridemen, agar jaringan yang rusak akibat radang bisa diperbaiki atau diganti, seperti pada penyakit osteoarthritis atau rheumatoid arthritis.
FAQ Seputar Radang
Apa yang menyebabkan radang?
Radang disebabkan oleh adanya rangsangan yang merusak jaringan tubuh, seperti cedera, infeksi, atau iritasi. Rangsangan tersebut akan memicu pelepasan zat-zat kimia yang menarik sel-sel darah putih dan cairan ke jaringan yang terkena radang.
Sel-sel darah putih dan zat-zat kimia tersebut akan berusaha mengatasi rangsangan tersebut, sekaligus memperbaiki jaringan yang rusak.
Apa bedanya radang akut dan radang kronis?
Radang akut adalah radang yang terjadi secara cepat dan berlangsung dalam waktu singkat, biasanya beberapa jam hingga beberapa hari. Radang akut biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, atau cedera fisik.
Radang akut ditandai dengan adanya gejala klasik, yaitu kemerahan, bengkak, panas, nyeri, dan gangguan fungsi pada bagian bagian tubuh yang terkena radang.
Radang kronis adalah radang yang terjadi secara lambat dan berlangsung dalam waktu lama, biasanya beberapa minggu hingga beberapa tahun.
Radang kronis biasanya disebabkan oleh penyakit autoimun, seperti lupus, rheumatoid arthritis, atau psoriasis, atau penyakit degeneratif, seperti osteoarthritis, atau diabetes.
Radang kronis ditandai dengan adanya gejala yang lebih samar, seperti kelelahan, demam, penurunan berat badan, dan perubahan suasana hati.
Apa komplikasi yang bisa terjadi akibat radang?
Radang bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik, terutama pada radang kronis. Komplikasi yang bisa terjadi akibat radang antara lain:
– Kerusakan jaringan, akibat radang yang berlangsung terlalu lama atau terlalu hebat, sehingga jaringan yang terkena radang menjadi rusak, nekrosis, atau fibrosis. Contoh kerusakan jaringan akibat radang adalah ulkus lambung, sirosis hati, atau gagal ginjal.
– Infeksi sekunder, akibat radang yang melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga tubuh menjadi rentan terhadap infeksi lain. Contoh infeksi sekunder akibat radang adalah pneumonia, sepsis, atau abses.
– Gangguan fungsi organ, akibat radang yang mengganggu kerja organ yang terkena radang atau organ lain yang berhubungan. Contoh gangguan fungsi organ akibat radang adalah asma, aritmia jantung, atau diabetes.
– Kanker, akibat radang yang menyebabkan perubahan genetik pada sel-sel yang terkena radang, sehingga sel-sel tersebut menjadi abnormal dan berkembang biak secara tidak terkendali. Contoh kanker akibat radang adalah kanker usus besar, kanker payudara, atau kanker kulit.
Bagaimana cara mencegah radang?
Radang bisa dicegah dengan melakukan beberapa hal berikut:
– Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, agar tidak terjadi infeksi yang bisa menyebabkan radang.
– Menghindari cedera atau iritasi pada jaringan tubuh, agar tidak terjadi peradangan yang bisa menyebabkan radang.
– Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, agar tubuh mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk melawan radang.
– Menghindari makanan yang bisa memicu radang, seperti makanan yang mengandung gula, lemak, atau gluten, agar tidak terjadi peradangan yang bisa menyebabkan radang.
– Melakukan olahraga secara teratur, agar tubuh tetap bugar dan radang bisa dicegah atau dikurangi.
– Mengelola stres dengan baik, agar tidak terjadi peradangan yang bisa menyebabkan radang.
– Menghindari rokok, alkohol, atau obat-obatan terlarang, agar tidak terjadi peradangan yang bisa menyebabkan radang.
Penutup
Radang adalah reaksi tubuh terhadap suatu cedera, infeksi, atau iritasi yang terjadi pada jaringan. Radang bisa bersifat akut atau kronis, tergantung pada penyebab dan lamanya radang berlangsung. Radang bisa terjadi di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, mata, telinga, tenggorokan, sendi, usus, dan lain-lain.
Radang merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melindungi diri dari benda asing, seperti virus, bakteri, atau racun. Radang juga bertujuan untuk memperbaiki jaringan yang rusak akibat cedera.
Namun, radang juga bisa menimbulkan gejala yang tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan komplikasi jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui apa itu radang, bagaimana gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya.
Radang bisa dicegah dengan menjaga kebersihan, menghindari cedera, mengonsumsi makanan sehat, melakukan olahraga, mengelola stres, dan menghindari rokok, alkohol, atau obat-obatan terlarang.
Radang juga bisa diatasi dengan istirahat, kompres, obat pereda nyeri, antibiotik, obat antiinflamasi, obat imunosupresan, obat biologis, terapi fisik, atau operasi, tergantung pada penyebab, jenis, dan tingkat keparahan radang.
Demikianlah Peradangan: Pengertian, Jenis, Penyebab, dan Cara Menguranginya, semoga bermanfaat.